Recent Blog post

Archive for Januari 2017

Di dalam perkembangan peradaban islam, kucing hadir sebagai teman sejati dalam setiap nafas dan gerak geliat perkembangan islam.
Diceritakan dalam suatu kisah, Nabi Muhammad SAW memiliki seekor kucing yang diberi nama Mueeza. Suatu saat, dikala nabi hendak mengambil jubahnya, di temuinya Mueeza sedang terlelap tidur dengan santai diatas jubahnya. Tak ingin mengganggu hewan kesayangannya itu, nabi pun memotong belahan lengan yang ditiduri Mueeza dari jubahnya. Ketika Nabi kembali ke rumah, Muezza terbangun dan merunduk sujud kepada majikannya. Sebagai balasan, nabi menyatakan kasih sayangnya dengan mengelus lembut ke badan mungil kucing itu sebanyak 3 kali.
Dalam aktivitas lain, setiap kali Nabi menerima tamu di rumahnya, nabi selalu menggendong mueeza dan di taruh dipahanya. Salah satu sifat Mueeza yang nabi sukai ialah ia selalu mengeong ketika mendengar azan, dan seolah-olah suaranya terdengar seperti mengikuti lantunan suara adzan.
Kepada para sahabatnya, nabi berpesan untuk menyayangi kucing peliharaan, layaknya menyanyangi keluarga sendiri.
Hukuman bagi mereka yang menyakiti hewan lucu ini sangatlah serius, dalam sebuah hadist shahih Al Bukhori, dikisahkan tentang seorang wanita yang tidak pernah memberi makan kucingnya, dan tidak pula melepas kucingnya untuk mencari makan sendiri, Nabi SAW pun menjelaskan bahwa hukuman bagi wanita ini adalah siksa neraka.

Tak hanya nabi, istri nabi sendiri, Aisyah binti Abu Bakar Ash Shiddiq pun amat menyukai kucing, dan merasa amat kehilangan dikala ditinggal pergi oleh si kucing. Seorang sahabat yang juga ahli hadist, Abdurrahman bin Sakhr Al Azdi diberi julukan Abu Hurairah (bapak para kucing jantan), karena kegemarannya dalam merawat dan memelihara berbagai kucing jantan dirumahnya.
Penghormatan para tokoh islam terhadap kucing pasca wafatnya Nabi SAW.

Dalam buku yang berjudul Cats of Cairo, pada masa dinasti mamluk, baybars al zahir, seorang sultan yang juga pahlawan garis depan dalam perang salib sengaja membangun taman-taman khusus bagi kucing dan menyediakan berbagai jenis makanan didalamnya. Tradisi ini telah menjadi adat istiadat di berbagai kota-kota besar negara islam. Hingga saat ini, mulai dari damaskus, istanbul hingga kairo, masih bisa kita jumpai kucing-kucing yang berkeliaran di pojok-pojok masjid tua dengan berbagai macam makanan yang disediakan oleh penduduk setempat.

Pengaruh Kucing dalam Seni Islam.
Pada abad 13, sebagai manifestasi penghargaan masyarakat islam, rupa kucing dijadikan sebagai ukiran cincin para khalifah, termasuk porselen, patung hingga mata uang. Bahkan di dunia sastra, para penyair tak ragu untuk membuat syair bagi kucing peliharaannya yang telah berjasa melindungi buku-buku mereka dari gigitan tikus dan serangga lainnya.
Kucing yang memberi inspirasi bagi para sufi.
Seorang Sufi ternama bernama ibnu bashad yang hidup pada abad ke sepuluh bercerita, suatu saat ia dan sahabat-sahabatnya sedang duduk santai melepas lelah di atas atap masjid kota kairo sambil menikmati makan malam. Ketika seekor kucing melewatinya, Ibnu Bashad memberi sepotong daging kepada kucing itu, namun tak lama kemudian kucing itu balik lagi, setelah memberinya potongan yang ke dua, diam-diam Ibnu Bashad mengikuti kearah kucing itu pergi, hingga akhirnya ia sampai disebuah atap rumah kumuh, dan didapatinya si kucing tadi sedang menyodorkan sepotong daging yang diberikan Ibnu Bashad kepada kucing lain yang buta kedua matanya. Peristiwa ini sangat menyentuh hatinya hingga ia menjadi seorang sufi sampai ajal menjemputnya pada tahun 1067.
Selain itu, kaum sufi juga percaya, bahwa dengkuran nafas kucing memiliki irama yang sama dengan dzikir kalimah Allah.
Cerita yang dijadikan sebagai sauri tauladan
Salah satu cerita yang cukup mahsyur yaitu tentang seekor kucing peliharaan yang dipercaya oleh seorang pria, untuk menjaga anaknya yang masih bayi dikala ia pergi selama beberapa saat. Bagaikan prajurit yang mengawal tuannya, kucing itu tak hentinya berjaga di sekitar sang bayi. Tak lama kemudian melintaslah ular berbisa yang sangat berbahaya di dekat si bayi mungil tersebut. Kucing itu dengan sigapnya menyerang ular itu hingga mati dengan darah yang berceceran.
Sorenya ketika si pria pulang, ia kaget melihat begitu banyak darah di kasur bayinya. Prasangkanya berbisik, si kucing telah membunuh anak kesayangannya! Tak ayal lagi, ia mengambil pisau dan memenggal leher kucing yang tak berdosa itu.
Tak lama kemudian, ia kaget begitu melihat anaknya terbangun, dengan bangkai ular yang telah tercabik di belakang punggung anaknya. melihat itu, si pria menangis dan menyesali perbuatannya setelah menyadari bahwa ia telah mebunuh kucing peliharaannya yang telah bertaruh nyawa menjaga keselamatan anaknya. Kisah ini menjadi refleksi bagi masyarakat islam di timur tengah untuk tidak berburuk sangka kepada siapapun.
Hukum membunuh kucing
Tahukah kalian bahwa Nabi Muhammad saw juga membela kucing?
Hadis riwayat Abdullah bin Umar ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Seorang wanita disiksa karena mengurung seekor kucing sampai mati. Kemudian wanita itu masuk neraka karenanya, yaitu karena ketika mengurungnya ia tidak memberinya makan dan tidak pula memberinya minum sebagaimana ia tidak juga melepasnya mencari makan dari serangga-serangga tanah. (Shahih Muslim No.4160)
dan Dalam syariat Islam, seorang muslim diperintahkan untuk tidak menyakiti atau bahkan membunuh kucing, berdasarkan hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari kisah Abdullah bin Umar[1] dan Abu Hurairah.[2]
Adakah manfaat kucing bagi dunia ilmu pengetahuan?
Salah satu kitab terkenal yang ditulis oleh cendikia muslim tempo dulu adalah kitab hayat al hayaawan yang telah menjadi inspirasi bagi perkembangan dunia zoologi saat ini. Salah satu isinya mengenai ilmu medis, banyak para dokter muslim tempo dulu yang menjadikan kucing sebagai terapi medis untuk penyembuhan tulang, melalui dengkuran suaranya yang setara dengan gelombang sebesar 50 hertz. Dengkuran tersebut menjadi frekuensi optimal dalam menstimulasi pemulihan tulang.
Tak hanya ilmu pengetahuan, bangsa barat juga banyak membawa berbagai jenis kucing dari timur tengah, hingga akhirnya kepunahan kucing akibat mitos alat sihir di barat dapat terselamatkan.
Kucing “Muqawwamah”: Kucing Palestina yang Dipenjara di Sel Khusus Israel
Jika boleh iri, kaum muslimin mungkin harus iri kepada kucing Palestina. Pasalnya, ditengah ketidakmampuan kita ikut membela saudara-saudara kita di Palestina yang kini sedang berjuang mempertahankan Masjidil Aqsha dari ancaman israel, justru seekor kucing tampil sebagai pahlawan. Kucing itu dinilai zionis-israel dapat membangkitkan perlawanan (muqawwamah).
Sebagaimana dikutip situs http://www.maannews.net, zionis-israel telah memenjarakan seekor kucing Palestina. Kucing ini dinilai menjadi penghubung di sel isolasi di kamp tahanan pejuang-pejuang Palestina di Negev.
Menurut pejabat israel, kucing tersebut membantu para tahanan dengan membawa barang-barang ringan seperti surat, roti dan lainnya dari satu sel ke sel lain. Peran itu dimainkan si kucing selama berbulan-bulan, sebelum akhirnya ketahuan.
Penjaga penjara Negev lalu menjebloskan kucing itu ke dalam sel khusus. Nah, siapa bersedia menjenguk kucing yang pintar ini? Adakah kira-kira pengacara dermawan yang akan membelanya?

Keistimewaan Kucing dalam Agama Islam

By : FOSKI
Minggu, 29 Januari 2017
0


Fulanah terlihat kalut ketika melangkah pulang.Dengan langkah gontai disusurinya kelas-kelas yang sudah mulai sepi, beberapa temannya nampak masih asyik berbincang-bincang. Biasanya ia tidak akan melewatkan kesempatan ini. Mereka adalah teman karib Fulanah akan tetapi kali ini ia lebih memilih pulang daripada 'nimbrung' dengan mereka. Beberapa buku islam memenuhi tasnya, ia pinjam dari teman sekelasnya yang berjilbab.


Hatinya merasa sejuk bila bersama teman barunya itu, yang menurut Fulanah ''baru'' karena walaupun sudah setahun sekelas ia tidak pernah dekat seperti waktu ini. Cukup lama ia berdiskusi seputar masalah agama dengannya. Ia sadar ia harus berubah, tapi ia bimbang. Bila ia dekat dengan ''ganknya'' maka keinginan untuk berjilbab hilang lagi. Namun bila ia dekat dengan teman barunya itu hatinya kembali menggebu untuk segera merubah penampilannya. Ia ingin meraih hidayah itu,... Sungguh ia ingin berubah tapi ia juga tidak ingin kehilangan kawan karibnya (ganknya) karena ia tahu bila ia berjilbab mereka akan menjauhinya.

Kasus Fulanah diatas sering terjadi dikalangan muslimah baik di sekolah maupun perguruan tinggi. Berat meninggalkan kawan karib dan merasa takut kehilangan mereka bila terjadi perubahan total yang terjadi pada setiap muslimah yang ingin taat pada-Nya, Ingin menggapai hidayah-Nya. Di satu sisi setiap muslimah yang mempunyai kawan karib jauh dari bimbingan agama akan menerima konsekuensi dikucilkan atau dijauhkan, di sisi lain ia akan mendapatkan kawan-kawan baru dalam majelis ilmu atau akhwat berjilbab yang sudah senior yang masih asing baginya. Sehingga posisinya benar-benar sulit dan dalam keadaan yang kritis. Apabila hal ini tidak ditanggapi dengan baik oleh muslimah yang telah lama istiqamah menuntut ilmu syar'i maka kemungkinan besar kasus Fulanah kembali kepada ganknya akan terjadi. Dan, itu tidak hanya satu dua akan tetapi cukup banyak terjadi dan sangat memprihatinkan.Pendekatan yang hikmah dan arif perlu dilakukan agar para muslimah yang ''baru belajar'' tetap istiqamah mempertahankan hidayah yang telah diraihnya.

Sebagai renungan,... hidayah sangat sulit dipertahankan apabila kita bergaul dengan kawan yang buruk, hati dan jiwa ini sangat lemah dan cenderung untuk menuruti hawa nafsu. Karena itu untuk mempertahankannya haruslah ada usaha dari setiap insan untuk melazimi majelis ilmu syar'i dan hanya bergaul dengan kawan-kawan yang shaleh dan baik akhlaknya.Berapa banyak nanti manusia akan menyesal di hari akhir akibat memiliki teman akrab yang menjauhkan mereka dari agama ini sebagaimana firman-Nya:

''Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa'' (Az-Zukhruf:67). Wallahu'alam bish-shawwab.

Aku Ingin Hidayah Itu,...

By : FOSKI 0


Dari Nabi SAW., "Pada waktu malam saya diisrakkan sampai ke langit, Allah SWT telah memberikan lima wasiat, antaranya :

~ Janganlah engkau gantungkan hatimu kepada dunia kerana sesungguhnya Aku tidak menjadikan dunia ini untuk engkau.

~ Jadikan cintamu kepada-Ku sebab tempat kembalimu adalah kepada-Ku.

~ Bersungguh-sungguhlah engkau mencari syurga.

~ Putuskan harapan dari makhluk kerana sesungguhnya mereka itu sedikitpun tidak ada kuasa di tangan mereka.

~ Rajinlah mengerjakan sembahyang tahajjud kerana sesungguhnya pertolongan itu berserta Qiamullail.

5 Wasiat Dari Allah SWT Kepada Rasulullah SAW

By : FOSKI 0

                     Suatu hari Allah SWT memerintahkan malaikat Jibril AS untuk pergi menemui salah satu makhluk-Nya yaitu kerbau dan menanyakan pada si kerbau apakah dia senang telah diciptakan Allah SWT sebagai seekor kerbau.
Malaikat Jibril AS segera pergi menemui si Kerbau.
                      Di siang yang panas iitu si kerbau sedang berendam di sungai.
Malaikat Jibril AS mendatanginya kemudian mulai bertanya kepada si kerbau, "hai kerbau apakah kamu senang telah dijadikan oleh Allah SWT sebagai seekor kerbau?".
Si kerbau menjawab, "Masya Allah, Alhamdulillah, aku bersyukur kepada Allah SWT yang telah menjadikan aku sebagai seekor kerbau, dari pada aku dijadikan-Nya sebagai seekor kelelawar yang ia mandi dengan kencingnya sendiri".
Mendengar jawaban itu Malaikat Jibril AS segera pergi menemui seekor kelelawar.

Malaikat Jibril AS mendatangi seekor kelelawar yang siang itu sedang tidur bergantungan di dalam sebuah gua.
Kemudian mulai bertanya kepada si kelelawar, "hai kelelawar apakah kamu senang telah dijadikan oleh Allah SWT sebagai seekor kelelawar?".
"Masya Allah, Alhamdulillah, aku bersyukur kepada Allah SWT yang telah menjadikan aku sebagai seekor kelelawar dari pada aku dijadikan-Nya seekor cacing.
Tubuhnya kecil, tinggal di dalam tanah, berjalannya saja menggunakan perutnya", jawab si kelelawar.
Mendengar jawaban itu pun Malaikat Jibril AS segera pergi menemui seekor cacing yang sedang merayap di atas tanah.

Malaikat Jibril AS bertanya kepada si cacing, "Wahai cacing kecil apakah kamu senang telah dijadikan Allah SWT sebagai seekor cacing".
Si cacing menjawab, "Masya Allah, Alhamdulillah, aku bersyukur kepada Allah SWT yang telah menjadikan aku sebagai seekor cacing, dari pada dijadikan-Nya aku sebagai seorang manusia.
Apabila mereka tidak memiliki iman yang sempurna dan tidak beramal sholih ketika mereka mati mereka akan disiksa selama-lamanya".

Jibril AS, Kerbau, Kelelawar, Dan Cacing

By : FOSKI 0


Suatu ketika seorang pengrajin batu berjalan di gunung yang sangat gersang dan melihat eonggok batu dengan warna coklat kusam yang telah diselimuti oleh lumut dan kenampakan luarnya relatif lapuk.
Kemudian dengan sekuat tenaga sang pengrajin tersebut mengayunkan godamnya mengenani batu hingga mendapatkan bongkahan batu sebesar kepala, dan mulai terelihat warna asli dari batu tersebut adalah putih.


Dibawanya batu itu ke rumahnya, dipotongnya dengan menggunakan gerinda (alat pemotong batu), hingga perciakn api hasil gesekan batu itu sesekali terlihat.
Dihaluskannya permukaannya yang kasar dari batu tersebut dan dipoles.

Siang dan malam, ia berusaha membuat sebentuk batu penghias cincin, dari warna batu yang putih dan kasar, berangsur-angsur menjadi putih, mengkilap dan licin.
Pengrajin tersebut tahu betul kesempurnaan bentuk sebuah batu penghias cincin, akhirnya terciptalah sebuah batu yang bernilai.

Renungan :
Sebenarnya alam memberikan berbagai pelajaran buat kita.
Kita adalah sebongah batu, kondisi lapuk, berlumut dan rapuh adalah kondisi kita yang tidak mampu melawan cobaan.
Pukulan godam, gesekan gerinda, percikan api, polesan amplas adalah gambaran dari cobaan yang datang untuk menempa kita.

Terkadang kita menolak cobaan yang datang, tetapi sebenarnya cobaan tersebut adalah sarana yang datang dari Sang Maha Pencipta untuk membentuk kepribadian kita sehingga kita bisa terlihat bersinar.

Sekarang mari kita pikirkan, dimanakah posisi kita?
Apakah kita seonggok batu yang tidak berharga?
Ataukah kita seonggok batu yang sedang mengalami proses menjadi sebuah batu penghias cincin yang memiliki nilai mahal?

Kisah Sebuah Batu Kusam

By : FOSKI 1


Menegakkan Sunnah Rasulullah SAW sangatlah Penting, karena ada Hadist - Hadist yang telah Menerangkannya, seperti:
  1. Dari Anas bin Malik ra. katanya, Rasulullah SAW telah berkata kepadaku:"Hai anakku! Jika engkau mampu tidak menyimpan dendam kepada orang lain sejak dari pagi sampai ke petangmu, hendaklah engkau kekalkan kelakuan itu." Kemudian beliau menyambung pula:"Hai anakku! Itulah perjalananku (sunnahku), dan barangsiapa yang menyukai sunnahku, maka dia telah menyukaiku, dan barangsiapa yang menyukaiku, dia akan berada denganku di dalam Surga." (Riwayat Tarmidzi)
  2. Dari Ibnu Abbas ra. bahwa Nabi SAW yang berkata: "Barangsiapa yang berpegang dengan sunnahku, ketika merata kerusakan pada ummatku, maka baginya pahala seratus orang yang mati syahid" (Riwayat Baihaqi). Dalam riwayat Thabarani dari Abu Hurairah ra. ada sedikit perbedaan, yaitu katanya:"Baginya pahala orang yang mati syahid." (At-Targhib Wat-Tarhib 1: 44)
  3. Thabarani dan Abu Nu'aim telah mengeluarkan sebuah Hadis marfuk yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra. bahwa Nabi SAW telah bersabda:"Orang yang berpegang kepada sunnahku dalam zaman kerusakan ummatku akan mendapat pahala orang yang mati syahid." Hakim pula meriwayatkan dari Abu Hurairah ra. juga bahwa Nabi SAW telah berkata:"Orang yang berpegang kepada sunnahku dalam masa perselisihan diantara ummatku adalah seperti orang yang menggenggam bara api." (Kanzul Ummal 1: 47)
  4. Dan Muslim pula meriwayatkan dari Anas ra. dari Rasulullah SAW katanya:"Orang yang tidak suka kepada sunnahku, bukanlah dia dari golonganku." Demikian pula yang dikeluarkan oleh Ibnu Asakir dari Ibnu Umar ra. cuma ada tambahan di permulaannya berbunyi:"Barangsiapa yang berpegang kepada sunnahku, maka dia dari golonganku."
  5. Kemudian Daraquthni pula mengeluarkan sebuah Hadis dari Siti Aisyah r.a. dari Nabi SAW katanya:"Sesiapa yang berpegang kepada sunnahku akan memasuki Surga."
  6. Dan dikeluarkan oleh As-Sajzi dari Anas ra. dari Nabi SAW katanya:"Barangsiapa yang menghidupkan sunnahku, maka dia telah mengasihiku, dan siapa yang mengasihiku dia akan memasuki Surga bersama-sama aku."

Di balik Pentingnya menegakkan Sunnah Rasulullah SAW

By : FOSKI 0
Solat malam atau Solat Tahajud adalah satu peluang keemasan ditawarkan kepada manusia untuk mengeratkan perhubungan kita dengan Allah.
Kesusahan hanya dirasai mereka yang jarang atau tidak pernah melakukannya, tetapi bagi mereka yang biasa, ia menjadi satu kenikmatan pula. Malah, bagi yang dapat menghayatinya mereka akan berasa kerugian besar jika tertinggal daripada mengerjakan solat berkenaan.

Pada sepertiga malam pintu langit terbuka luas menerima taubat hamba-Nya. Malaikat membawa kendi emas untuk mengumpul air mata taubat bagi menyiram api neraka yang sedia menanti untuk membakar tubuh manusia di akhirat nanti.
Sabda Rasulullah s.a.w bermaksud: “Allah s.w.t sayang kepada lelaki yang bangun malam kemudian mengerjakan solat dan akan membangunkan isterinya manakala kalau isterinya enggan, dipercikkan air di wajahnya. Allah s.w.t sayangkan perempuan yang bangun malam kemudian mengerjakan solat dan membangunkan suaminya manakala jika suaminya enggan, dipercikkan air ke wajahnya.” (Hadis riwayat Abu Daud)
Amalan solat malam bukan hanya diamalkan Nabi Muhammad s.a.w, malah ia diamalkan umat nabi sebelumnya. Ini bererti perintah mengerjakan solat tahajud bukanlah dikhususkan kepada umat Nabi Muhammad s.a.w semata-mata.
Saidina Umar al-Khattab menyatakan kelebihan solat malam dengan berkata: “Sesiapa mengerjakan solat malam (tahajud) dengan khusyuk nescaya dianugerahkan Allah sembilan perkara, lima di dunia dan empat di akhirat. Kurniaan di dunia ialah:-
* Jauh daripada segala penyakit
* Lahir kesan taqwa pada wajahnya
* Dikasihi sekelian mukmin dan seluruh manusia
* Percakapannya mengandungi hikmah (kebijaksanaan)
* Dikurniakan kekuatan dan diberi rezeki dalam agama (halal dan diberkati)
Sementara empat perkara di akhirat ialah:-
* Dibangkitkan dari kubur dengan wajah berseri-seri
* Dipermudahkan hisab
* Cepat melalui sirat al-Mustaqim seperti kilat
* Diserahkan suratan amalan pada hari akhirat melalui tangan kanan.”
Solat malam adalah solat yang penting antara solat-solat sunat yang lain. Rasulullah S.A.W pernah ditanya, “Solat apakah yang paling utama selepas solat lima waktu?” Beliau menjawab dengan tegas, “Solat malam!” (Hadis Riwayat Muslim).
Beberapa keutamaan yang diperoleh oleh para pengamal solat malam adalah seperti berikut:
1. Tercatat sebagai orang yang baik dan berhak mendapat anugerah rahmatnya (Surah adz-Dzariyat ayat 15 hingga 18).
2. Mendapat penyempurnaan di atas kekurangan dalam ibadat wajibnya, hingga dapat menempati darjat yang terpuji (Surah al-Israk ayat 79).
3. Mendapat pujian daripada Allah (Surah al-Furqan ayat 63 hingga 64).
4. Dilihat sebagai orang yang beriman (Surah as-Sajadah ayat 16).
5. Darjatnya dibezakan dengan orang yang malas (Surah az-Zumar ayat 9).
Beberapa petikan hadis berikut menyebut beberapa fadilat dan keindahan lain solat malam. Antaranya adalah hadis daripada Abdullah bin Amr bin Al-‘Ash yang berbunyi, Rasulullah S.A.W berkata kepadaku, “Abdullah, jangan jadi seperti polan yang pernah mendirikan solat malam kemudian meninggalkannya,” (Hadis Riwayat Bukhari-Muslim).
Salman al-Farisi menceritakan, Rasulullah S.A.W berkata, “Kerjakanlah solat malam, kerana itu adalah kebiasaan orang soleh sebelum kamu, jalan mendekatkan diri kepada Tuhan, penebus kesalahan, pencegah dosa, serta penghindar penyakit.”
Salim bin Abdullah bin Umar bercerita kepada Hafshah, isteri Rasulullah S.A.W, “Ketika Rasulullah S.A.W masih hidup, biasanya apabila seseorang bermimpi, dia menceritakan mimpinya itu kepada Rasulullah S.A.W. Saya berharap mendapat mimpi supaya dapat menceritakannya kepada beliau. Semasa masih muda, biasanya saya tidur di masjid. Suatu ketika, saya bermimpi seakan-akan dua malaikat memegang dan membawaku ke neraka yang dibina seperti perigi dan memiliki tanduk. Di dalam perigi itu ada beberapa orang yang saya kenal. Saya lalu berkata, “Saya berlindung kepada Allah dari neraka.” Saya bertemu dengan malaikat lain yang berkata padaku, “Jangan takut.” Mimpi ini disampaikan oleh Hafshah kepada Rasulullah S.A.W, dan beliau berkata, “Sebaik-baik lelaki adalah Abdullah ketika mahu solat malam.” Selepas itu, dia hanya tidur sebentar sahaja di malam hari.
Abu Hurairah meriwayatkan Rasulullah S.A.W berkata, “Syaitan mengikat tengkuk kamu yang tidur dengan tiga ikatan. Syaitan menepuk pada setiap ikatan, ‘Bagimu malam yang panjang, maka tidurlah.’ Apabila kamu bangun dan berzikir mengingat Allah, maka terbukalah satu ikatan. Apabila kamu berwuduk, terbuka satu lagi ikatan. Apabila kamu solat, terbukalah satu ikatan lagi. Maka di pagi hari, kamu segar dan bersemangat. Sekiranya tidak, di pagi hari tentu kamu berasa lesu dan malas.”
Abu Hurairah meriwayatkan Rasulullah S.A.W berkata, “Tuhan kita turun setiap malam ke langit dunia pada sepertiga malam terakhir, dan menyatakan, ‘Siapa yang berdoa kepadaku, pasti aku kabulkan. Sesiapa yang memohon kepadaku, pasti aku beri, dan sesiapa yang memohon ampun kepadaku, pasti aku ampuni.’” (Hadis Riwayat Al-Jama’ah).
‘Amr bin Al-‘Ash meriwayatkan Rasulullah S.A.W berkata, “Sedekat-dekat hamba kepada Allah adalah pada tengah malam yang terakhir. Apabila kamu dapat menyertai golongan orang yang berzikir mengingat Allah pada saat itu, maka lakukanlah.” (Hadis Riwayat Al-Hakim).
Abu Hurairah meriwayatkan Rasulullah S.A.W berkata, “Apabila seseorang membangunkan isterinya pada waktu malam, lalu kedua-duanya solat dua rakaat, maka mereka tercatat dalam golongan orang yang selalu berzikir.” (Hadis Riwayat Abu Daud).

Fadhilat Kebaikan Sholat Malam (Tahajud)

By : FOSKI 0

Manfaat Minyak Zaitun sudah sangat lama sekali penggunanya oleh manusia, Minyak ini kadang lebih di kenal dengan nama Olive Oil yang mana minyak ini berasal dari buah Zaitun itu sendiri yang sudah sangat terkenal untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit yang ada dalam tubuh manusia, Bahkan Nabi Muhammad SAW Juga berpesan kepada umatnya untuk mengkomsumsi Minyak Zaitun ini, Maka tidak perlu di Ragukan lagi akan Khasiat Minyak Zaitun ini untuk tubuh manusia, Baik itu untuk Kesehatan, Kecantikan dan Lain sebagainya yang mana akan coba aku Bahas semuanya di bawah nantinya.


Telah lama di lakukan penelitian terhadap Kandungan minyak Zaitun ini, karena memiliki manfaat yang sangat Beragam untuk kesehatan, dan Ternyata memang benar, setelah di lakukan penelitian oleh oleh banyak ahli, dan juga 16 Orang Tersohor dalam dalam Dunia Kedotoran mengungkapkan akan Khasiat dari Minyak Zaitun ini, Di antaranya adalah sebagai Berikut ini.

Menurunkan Angka Kematian
Sebuah studi yang dipublikasikan dalam majalah Lanst yang terkenal pada 20 Desember 1999 M, menunjukkan bahwa negara paling miskin di Eropa, yaitu Albania, yang berpenduduk muslim, memiliki keistimewaan sedikitnya angka kematian di sana. Angka kematian di Albania di kalangan pria adalah 41 orang dari setiap 100.000 orang, separoh dari keadaan di Britania. Hal itu dipengaruhi oleh konsumsi minyak zaitun dalam makanan para penduduk Albania.

Mengurangi Pemakaian Obat-obatan Penurun Tekanan Darah Tinggi
Sebuah studi yang dilakukan oleh Dr. Aldovaroro di Universitas Napoli Italia dan dipublikasikan dalam Majalah Archives of Internal Medicine, tanggal 27 Maret 2000 M, telah diadakan studi terhadap 32 pasien yang terkena penyakit tekanan darah tinggi dan mereka itu mengkonsumsi obat-obatan untuk darah tinggi.

Hasil studi menunjukkan penurunan tekanan darah dalam kadar 7 poin di kalangan mereka yang mengkonsumsi minyak zaitun.

Mengurangi Kolesterol Berbahaya
Berbagai riset membuktikan adanya fakta yang tidak menyi-sakan keraguan lagi, bahwa minyak zaitun menurunkan total kadar kolesterol dan kolesterol berbahaya, tanpa mengurangi kandungan kolesterol yang bermanfaat.

Mengurangi Resiko Terjadinya Penyumbatan (Trombosis) dan Penebalan (Arteriosklerosis) Pembuluh Darah
Dalam sebuah kajian yang dipublikasikan pada bulan Desember tahun 1999 M di Majalah AMJ CLIN NUTRL para peneliti menyatakan bahwa nutrisi yang kaya kandungan minyak zaitun bisa mengurangi pengaruh negatif lemak dalam makanan terhadap terjadinya pembekuan darah, dan selanjutnya mengu-rangi terjadinya penebalan pembuluh nadi jantung.

Mengurangi Serangan Kanker
Para peneliti menyatakan bahwa sebab menurunnya rasio kematian akibat serangan kanker di Laut Putih Tengah adalah karena makanan penduduk negeri tersebut mengandung minyak zaitun sebagai sumber utama lemak, di samping mengandung sayur-sayuran, buah-buahan, dan kol.

Minyak Zaitun Berkhasiat Seperti ASI
Dalam sebuah studi modern yang dipublikasikan di bulan Februari 1996 M di Universitas Barcelona, Spanyol, yang dilakukan terhadap empat puluh wanita yang menyusui, diambil sampel ASI dari mereka. Para peneliti menemukan bahwa kebanyakan lemak yang terkandung di dalam ASI termasuk jenis lemak yang berantai tunggal. Jenis lemak ini dikategorikan sebagai lemak terbaik yang seharusnya dikonsumsi oleh manusia, dan itulah jenis lemak yang terkenal terdapat dalam minyak zaitun.

Mengurangi Peradangan Sendi
Majalah AMJ CLIN NUTR edisi November 1999 M, mempu-blikasikan sebuah penelitian yang dilakukan terhadap 145 pasien pengidap sakit persendian semacam arthritis di Yunani Utara. Mereka dikorelasikan dengan 108 orang yang sehat. Dalam penelitian ini terlihat bahwa pengkonsumsian minyak zaitun bisa memberikan andil dalam melindungi tubuh dari terjadinya penya-kit ini.

Membunuh Kutu Kepala
Beberapa studi yang dilakukan di beberapa Universitas dan Akademi di Amerika, tentang kutu kepala, menunjukkan bahwa penggunaan minyak zaitun sebagai minyak rambut yang terkena kutu, dalam beberapa jam saja bisa membunuh kutu yang ada di kepala

Mencegah Timbulnya Kanker
Profesor Asman, Ketua Akademi Studi Arteriosclerosis di Universitas Monstar, Jerman, dia merupakan peneliti paling menonjol di dunia di bidang kedokteran dan arteriosclerosis, ia berkata, “Pengkonsumsian minyak zaitun bisa melindungi tubuh dari serangan sejumlah kanker lainnya, di antaranya kanker colon, kanker rahim, kanker ovarium, sekalipun jumlah studi ini masih terlalu minim.”

Minyak Zaitun dan Kanker Rahim
Majalah Kanker Britania mempublikasikan di bulan Mei 1996 M sebuah studi yang dilakukan terhadap 145 wanita Yunani yang terkena kanker rahim. Para peneliti mengkorelasikan antara wanita-wanita yang terkena kanker rahim tersebut dengan wanita-wanita yang banyak mengkonsumsi minyak zaitun. Ternyata, para wanita yang mengkonsumsi minyak zaitun lebih sedikit yang terkena kanker rahim. Di mana kemungkinan terjadinya kanker pada mereka turun sampai 26%.

Minyak Zaitun dan Kanker Lambung
Sejumlah studi ilmiah modern menunjukkan bahwa mengkonsumsi minyak zaitun secara teratur bisa mengurangi terjadinya kanker lambung. Tapi masih diperlukan berbagai studi ilmiah lanjutan mengenai hal ini.

Minyak Zaitun dan Kanker Colon
Ada juga beberapa studi yang menunjukkan bahwa peng-konsumsian buah-buahan, sayur-sayuran, dan minyak zaitun, memainkan peran penting dalam melindungi tubuh dari serangan kanker colon.

Minyak Zaitun dan Kanker Kulit (Melanoma)
Majalah Dertmatdogg Times edisi bulan Agustus 2000 M menyebutkan sebuah studi yang menunjukkan bahwa meng-gunakan minyak zaitun setelah renang sebagai krim kulit dan berjemur, akan melindungi terjadinya kanker kulit (melanoma).

Minyak Zaitun Mengurangi Timbulnya Tukak Lambung
Dr. Samût, dari Universitas Harvard Amerika, menyampaikan sebuah studi di Kongres Terakhir Organisasi Penyakit Sistem Pencernaan Amerika yang diadakan pada bulan Oktober 2000 M.

Dr. Samût menegaskan bahwa gizi yang terkandung dalam minyak zaitun bisa memiliki pengaruh positif dalam melindungi tubuh dari kanker lambung dan mengurangi timbulnya penyakit tukak lambung.

Manfaat Minyak Zaitun Bagi Kesehatan

By : FOSKI 0
Dikisahkan ketika zaman Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam dahulu hiduplah seorang pemuda miskin dan yatim yang tinggal bersama ibunya dinegeri Yaman, pemuda itu bernama Uwais Al-Qorni. Sehari-harinya dia hidup sebagai penggembala kambing.Kehidupannya yang miskin membuat ia tak dikenal oleh penduduk Yaman,ia sering menerima celaan dan cercaan dari orang-orang sekitar bahkan ia juga dituduh sebagai pencuri. Pernah suatu ketika seorang fuqoha’ dari negeri Kufah datang dan duduk bersamanya kemudian menghadiahkan 2 helai pakaian untuknya. Namun, Uwais menolaknya dengan halus seraya berkata “Aku khawatir, nanti orang-orang akan menuduhku mencuri lagi, karena bagaimana bisa aku memperoleh pakaian ini.”

Meskipun miskin, Uwais tak pernah mengeluh atas kekurangannya bahkan jika ada upah hasil menggembala yang berlebih ia berikan kepada tetangganya yang miskin. Subhanallah. Meski hidup serba kekurangan, ia masih bisa memberi kepada saudaranya yang tidak mampu. Uwais Al-Qorni mulai memeluk Islam sejak seruan Islam pertama kali tiba di Yaman karena rindunya ia akan datangnya kebenaran. Tetangga-tetangga Uwais yang juga memeluk Islam banyak yang mengunjungi Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam ke Madinah untuk menerima ajaran beliau secara langsung, kemudian kembali ke Yaman dan merubah cara hidup mereka sesuai dengan ajaran Islam.
Melihat tetangganya yang telah pulang ke Yaman setelah bertemu kekasih Allah, membuat Uwais sedih. Kecintaanya yang sangat dalam kepada baginda Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam menumbuhkan rasa rindu yang begitu berat untuk bertemu dengan beliau. Namun, Uwais hanya bisa memendam keinginannya itu karena ia harus merawat ibunya yang telah uzur serta lumpuh. Seringkali ia merenung dan bertanya di dalam hatinya, “Kapankah ia akan bisa melihat wajah baginda rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam dari dekat?”
Akhirnya pada suatu hari, atas izin Allah, Uwais berkesempatan untuk menemui Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam secara langsung. Ibunya mengizinkannya untuk berangkat ke Madinah dan memintanya untuk segera kembali ke Yaman setelah berjumpa dengan baginda Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam. Sebelum berangkat ke Madinah, tak lupa ia menyiapkan semua keperluan yang dibutuhkan ibunya dan meminta tetangganya untuk menemani ibunya selama ia berpergian. Meski banyaknya rintangan yang ia hadapi, selama menempuh perjalanan panjang sejauh 400 km dari Yaman menuju Madinah semangatnya untuk bertemu Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam tak pernah surut.
Namun, setibanya Uwais di Madinah, ketika ia mendatangi rumah baginda Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam, ternyata beliau sedang di tengah medan peperangan. Karena kerinduannya yang sangat mendalam itu, ia rela menunggu kepulangan Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam di depan rumah beliau. Disaat ia menunggu, teringat olehnya ucapan ibunya yang memintanya untuk segera pulang setelah bertemu Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam, Uwais pun menjadi ragu. Tetapi akhirnya karena ketaatannya kepada ibunya Uwais kembali ke Yaman dengan perasaan haru.
Sepulangnya dari medan perang, Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam menanyakan kedatangan orang yang mencarinya kepada Aisyah radiallahu’anha, beliau menjelaskan bahwa Uwais Al-Qorni adalah anak yang taat pada ibunya dan dia adalah penghuni langit. Sebagai mana Sabda beliau “Kalau kalian ingin berjumpa dengan dia (Uwais al-Qarni), perhatikanlah, ia mempunyai tanda putih di tengah-tengah tapak tangannya.” Kemudian baginda memandang kearah Ali dan Umar dan bersabda, “Suatu ketika, apabila kalian bertemu dengannya, mintalah doa dan istighfarnya, dia adalah penghuni langi dan bukan penghuni bumi.” Aisyah radiallahu’anha dan para sahabat tertegun mendengar penjelasan Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam.
Hingga ketika Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam wafat, Khalifah Umar bin Khattab teringat akan sabda beliau dan mengajak Ali untuk bersama-sama mencari orang yang bernama Uwais Al-Qorni. Setiap pedagang yang datang dari Yaman mereka hampiri untuk menanyakan keberadaan Uwais. Namun, hasilnya tetap saja nihil. Seorang Uwais yang miskin tak seorang pun mengenali dirinya di bumi ini.
Suatu ketika setelah berbulan-bulan lamanya pencarian, Khalifah Umar Al Khattab dan Ali membuahkan hasil, serombongan pedagang dari Yaman memberitakan bahwa Uwais sedang menggembala unta diperbatasan kota.
Khalifah Umar bin Khattab dan Ali bergegas pergi ke perbatasan kota untuk menemui Uwais, setibanya diperbatasan kota mereka segera menghampiri penggembala tersebut dan mengucapkan salam. Namun ternyata Uwais sedang melakasanakan shalat,setelah ia menyelesaikan shalatnya dan menjawab salam mereka sambil bersalaman dengan keduanya. Sewaktu bersalaman segera Khalifah Umar Al Khattab melihat telapak tangan Uwais untuk membuktikan apa yang pernah rasul katakan kepada beliau. Ternyata benar tangan penggembala itu mengeluarkan cahaya putih dialah Uwais sang penghuni langit.
Melalui cerita dari Uwais tahulah mereka bahwa ternyata ibu Uwais telah meninggal dunia. Kemudian Khalifah Umar bin Khattab dan Ali meminta Uwais untuk mendoakan mereka, tetapi Uwais enggan dan berkata, “Sayalah sepatutnya meminta doa daripada kalian”. Mendengar jawaban Uwais khalifah Umar bin Khattab berkata, “Tujuan kami datang kesini adalah untuk meminta doa dan istighfar darimu.” Karena desakan kedua sahabat Nabi ini, akhirnya Uwais berkenan untuk mendoakan mereka dan sebagai ucapan terima kasih, Khalifah Umar berjanji akan menyumbangkan uang Negara dari baitulmal untuk menjamin kelangsungan hidupnya. Ternyata Uwais menolaknya dengan halus dan berkata “Hamba mohon cukup hari ini saja hamba dikenali orang, hari-hari selanjutnya biarkanlah hamba yang fakir ini tidak dikenali orang lagi.”
Sehingga semenjak saat itu Uwais Al Qorni tidak dikenali orang-orang lagi. Namun, terdapat banyak riwayat yang menceritakan tentangnya. Hingga saat ajal datang menjemputnya terjadi peristiwa yang mengejutkan penduduk sekitarnya begitu ramai orang tak dikenal yang mengurusi jenazahnya.
Maka benarlah sabda Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam tentang Uwais Al Qorni yang merupakan seorang penghuni langit. Meski ia tak dikenali oleh penduduk bumi, tetapi ia begitu terkenal di kalangan penghuni langit.
Mahasuci Allah. Itulah balasan bagi orang yang benar-benar bertaqwa dan sempurna imannya. Meskipun ia tidak mengenali siapa Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam, dan meskipun ajaran Islam tak langsung diterimanya dari beliau, ia begitu mantap meyakini Islam.
Sumber :
- http://ibnulislam.blogspot.com/2012/04/sebuah-kisah-zaman-rasulullah-saw-kisah.html
– http://ibnulislam.blogspot.com/2012/04/sambungan-kisah-uwais-al-qarni.html

Kisah Uwais Al-Qorni (Terkenal di Langit Tak Dikenal di Bumi)

By : FOSKI 0


Dikisahkan dalam satu riwayat bahwa pada masa Rasulullah Saw ada seorang pemuda yang bernama Al-Qomah. Dia seorang pemuda yang giat beribadah, rajin sholat, banyak puasa dan suka bershodaqoh.

Suatu hari dia sakit keras, maka istrinya mengirim utusan kepada Rasulullah Saw untuk memberitahukan kepada beliau Saw tentang keadaan Al-Qomah. Maka Rasulullah Saw kemudian mengutus Ammar bin Yasir, Shuhaib ar Rumi dan Bilal bin Robah Ra untuk melihat keadaannya.


Rasulullah bersabda, “Pergilah ke rumah Al-Qomah dan talqinlah untuk mengucapkan Laa ilaha Illallah.”

Akhirnya mereka berangkat ke rumahnya. Ternyata pada saat itu Al-Qomah sudah dalam keadaan naza’. Maka segeralah mereka mentalqinnya, tetapi ternyata lisan Al-Qomah tidak bisa mengucapkan Laa Ilaha Illallah.

Langsung saja mereka laporkan kejadian ini pada Rasulullah Saw. Beliau bertanya, ”Apakah dia masih mempunyai kedua orang tua?” Ada yang menjawab, ”Ada, wahai Rasulullah, dia masih mempunyai seorang ibu yang sudah tua renta.”

Maka Rasulullah Saw mengirim utusan untuk menemuinya, dan beliau berpesan kepada utusan tersebut, ”Katakan kepada ibunya Al-Qomah, jika dia masih mampu untuk berjalan menemui Rasulullah, maka datanglah, namun jika tidak, maka biarlah Rasulullah yang datang menemuinya.”

Tatkala utusan itu sampai ke tempat ibunya Al-Qomah, dan pesan beliau telah disampaikan, maka dia berkata, ”Sayalah yang lebih berhak untuk mendatangi Rasulullah Saw.” Maka dia pun memakai tongkat dan berjalan mendatangi Rasulullah Saw. Sesampainya di rumah Rasulullah, maka dia mengucapkan salam dan Rasulullah pun menjawab salamnya, lalu Rasulullah, ”Wahai ibu Al-Qomah, jawablah pertanyaanku dengan jujur. Sebab jika engkau berbohong maka akan datang wahyu dari Allah azza wa jalla yang akan memberitahukan (hal itu) kepadaku.

Bagaimana sebenarnya keadaan putramu Al-Qomah?” Sang ibu menjawab, ”Wahai Rasulullah, dia rajin  mengerjakan shalat, banyak puasa, dan senang bersedekah.” Lalu Rasulullah bertanya, ”Lalu bagaimana perasaanmu terhadapnya?” Dia menjawab, ”Saya marah kepadanya wahai Rasulullah.” Rasulullah bertanya lagi, “Kenapa?” Dia menjawab,”Wahai Rasulullah, dia lebih mengutamakan istrinya dibandingkan saya, dan dia pun durhaka kepadaku.”

Maka bersabda, ”Sesungguhnya kemarahan sang ibu telah menghalangi lisan Al-Qomah sehingga tidak bisa mengucapkan syahadat.” Kemudian beliau bersabda, ”Wahai Bilal, pergilah dan kumpulkan kayu bakar yang banyak.” Si Ibu bertanya,”Wahai Rasulullah, apa yang akan engkau lakukan.” Beliau menjawab, ”Saya akan membakarnya dihadapanmu.” Dia menjawab, ”Wahai Rasulullah, saya tidak tahan apabila engkau membakar anakku dihadapanku.” Maka Rasulullah menjawab, ”Wahai ibu Al-Qomah, sesungguhnya adzab Allah azza wa jalla lebih pedih dan lama. Kalau engkau ingin agar Allah azza wa jalla mengampuninya, maka relakanlah anakmu Al-Qomah. Demi Dzat yang jiwaku berada ditangan-Nya, sholat, puasa, dan sedekahnya tidak akan memberinya manfaat sedikitpun selagi engkau masih marah kepadanya.” Lantas sang ibu ini berkata, ”Wahai Rasulullah, Allah azza wa jalla sebagai saksi, serta semua kaum muslimin yang hadir saat ini, bahwa saya telah ridho kepada anakku Al-Qomah.”

Rasulullah pun berkata kepada Bilal Ra, ”Wahai Bilal, pergilah kepadanya dan lihatlah apakah Al-Qomah sudah bisa mengucapkan syahadat ataukah belum. Barangkali ibu Al-Qomah mengucapkan sesuatu yang bukan berasal dari hatinya, atau barangkali dia hanya malu kepadaku.”

Bilal pun berangkat, dan ternyata dia mendengar Al-Qomah dari dalam rumah mengucapkan Laa Ilaha Illallah. Maka Bilal masuk dan berkata, ”Wahai sekalian manusia, sesungguhnya kemarahan ibu Al-Qomah telah menghalangi lisannya sehingga tidak bisa mengucapkan syahadat, dan ridhonya telah menjadikannya mampu mengucapkan.”

Akhirnya Al-Qomah meninggal dunia saat itu juga. Kemudian Rasulullah Saw melihatnya dan memerintahkan agar dia dimandikan lalu dikafani, kemudian beliau mensholatinya dan menguburkannya, dan di dekat kuburan itu beliau bersabda,

”Wahai sekalian kaum Muhajirin dan Anshor, barangsiapa yang melebihkan istrinya daripada ibunya, maka dia akan mendapatkan laknat dari Allah azza wa jalla, para malaikat, dan seluruh manusia. Allah azza wa jalla tidak akan menerima amalannya sedikitpun kecuali kalau dia mau bertaubat, dan berbuat baik kepada ibunya, serta meminta keridhoannya, karena ridho Allah azza wa jalla tergantung pada ridhonya dan kemarahan Allah azza wa jalla tergantung pada kemarahananya.”

Kisah Al Qomah (Durhaka Pada Ibunya Walau Giat Beribadah)

By : FOSKI 0

Telah menyampaikan Syaikhuna As-Syaikh Al Muhaddits Al Hafizh Al Faqih Mufti Kerajaan Saudi Arabia Bagian Selatan, Ahmad bin Yahya bin Muhammad Syabir An-Najmi Alu Syabir Al Atsari rahimahullah dengan sanad yang bersambung sampai kepada Al Imam Al Hafizh Abu Muhammad Abdul Ghani bin Abdul Wahid Al Maqdisi rahimahullah, beliau berkata dalam kitabnya Umdatul Ahkam :

Dari Jabir bin Abdillah, dari Nabi Shalallahu Alaihi Wasalam bahwa beliau bersabda :
"Barangsiapa memakan bawang putih atau bawang merah, hendaknya menjauh dari kami dan menjauh dari masjid kami serta tinggal di rumah".
Dan dihidangkan kepada Nabi Shalallahu Alaihi Wasalam sebuah periuk yang berisi sayuran dari sayuran bertunas. Kemudian tercium aromanya oleh beliau. Lalu beliau bertanya (tentangnya) . Kemudian beliau diberitahu tentang sayuran (bertunas) tersebut. Lalu beliau bersabda :
"Dekatkan ia kepada sebagian Shahabatku".



Tatkala Shahabat tersebut melihat demikian, maka dia menjadi enggan memakannya, beliau bersabda :

"Makanlah, sebab saya bermunajat dengan malaikat yang kalian tidak bermunajat dengannya".

Syaikhuna Ahmad An-Najmi –Hafizhahullah- berkata :

Tema Hadits :

Keringanan bagi orang yang memakan bawang putih dan bawang merah serta bawang bakung untuk meninggalkan shalat berjamaah selama dia tidak menjadikan hal tersebut sebagai alasan yang disengaja untuk meninggalkan shalat berjamaah. Jika dia melakukannya dengan sengaja untuk mendapatkan udzur dari berjamaah, maka perbuatannya adalah haram dan pelakunya berdosa.

Kosa Kata :

( الثُّوْمُ وَالبَصَلُ): Adalah dua tanaman yang sudah dikenal (bawang putih dan bawang merah), jika dimakan dapat menimbulkan aroma tidak sedap dari mulut orang yang memakannya. Dan akan hilang atau berkurang aromanya jika dimatikan dengan cara dimasak. Ahli kedokteran menyebutkan bahwa syidzab (jenis tanaman yang beraroma wangi), jika dikunyah setelah makan bawang putih dan bawang merah, maka ia dapat menghilangkan baunya.

( فَلْيَعْتَزِلْنَا أَوْ لِيَعْتَزِلْ مَسْجِدَنَا) : Adalah idzin untuk tidak berjamaah atau ancaman tidak mendapatkan pahala berjamaah.

( بِقِدْرٍ ) : (القِدْرُ ) adalah bejana yang digunakan untuk memasak makanan.

( فِيْهِ خَُضَِرَاتٌ) : Dengan mendhammah kan yang pertama dan menfathahkan yang kedua atau menfathahkan yang pertama dan mengkasrahkan yang kedua. Hal ini disebutkan oleh Ash-Shan'ani dalam Al Uddah. Sementara Ibnul Atsir tidak menyebutkan dalam An-Nihayah selain dengan menfathahkan kha dan mengkasrahkan dhad. Dan ini yang termasyhur.

( فَأُخْبِرَ بِمَا فِيْهَا مِنَ البُقُوْلِ) : Yaitu bentuk jamak dari ( بَقْل), dan yang dimaksud dengan ( البَقْل) adalah sayuran (bertunas) yang dimakan sebagai lalapan dari daun-daunan.

Sabda Nabi Shalallahu Alaihi Wasalam : (كُلْ فَإِنِّي أُنَاجِي مَِنْ لاَ تُنَاجِي) : Maksudnya adalah bermunajat dengan malaikat. Dan (makna) munajat adalah berbincang-bincang dengan lirih. Dan perintah dalam hadits ini menunjukkan boleh (memakannya) .


Makna Umum :

Nabi Shalallahu Alaihi Wasalam melarang orang yang memakan bawang putih dan bawang merah serta bawang bakung sebagai lalapan untuk masuk kedalam masjid dan memerintahkannya untuk menyendiri dan duduk tinggal di rumah.

Dan pernah dihidangkan kepada Nabi Shalallahu Alaihi Wasalam makanan yang telah dimasak di dalam sebuah periuk yang di dalamnya terdapat bawang putih. Kemudian Nabi Shalallahu Alaihi Wasalam meninggalkannya seraya bersabda : "Dekatkan ia kepada sebagian Shahabatku". Akan tetapi Shahabat tersebut enggan memakannya ketika melihat Nabi Shalallahu Alaihi Wasalam meninggalkan makanan tersebut. Maka Nabi Shalallahu Alaihi Wasalam berkata kepadanya : "Makanlah, sebab saya bermunajat dengan malaikat yang kalian tidak bermunajat dengannya". Yaitu bahwa beliau berbincang dengan malaikat.


Fikih Hadits :


1. Dipahami darinya makruhnya memakan sayuran yang memiliki aroma tidak sedap bagi yang berkewajiban shalat berjamaah, kecuali pada waktu yang memungkinkan baginya untuk pergi ke masjid setelah membersihkan aroma tersebut dari mulutnya. Seperti memakannya ba'da Isya' atau ba'da shalat Shubuh, berdasarkan riwayat Ibnu Khuzaimah di dalam Shahihnya 3/85 dari hadits Abu Said Al Khudri, di dalamnya terdapat lafazh :



((وَمَنْ أَكَلَهُ مِنْكُمْ فَلاَ يَقْرَبْ هَذَا المَسْجِدَ حَتَّى يَذْهَبَ رِيْحُهُ))( [2]) .


Artinya : "Dan barangsiapa diantara kalian yang memakannya, maka janganlah dia mendekati masjid ini sampai hilang aromanya".



2. Bahwa hukum makruh terbatas pada lalapannya (yaitu dimakan mentah). Sedangkan jika dimasak sampai hilang aromanya, maka tidak dimakruhkan. Kepadanya sabda Nabi Shalallahu Alaihi Wasalam berikut diarahkan :


((فَإِنِّي أُنَاجِي مَِنْ لاَ تُنَاجِي )).


Artinya : "Makanlah, sebab saya bermunajat dengan malaikat yang kalian tidak bermunajat dengannya".

Dan hal ini semakin diperjelas dengan ucapannya :



((وَأُتِيَ بِقِدْرٍ فِيْهِ خَضِرَاتٌ)).

Artinya : Dan dihidangkan kepada Nabi Shalallahu Alaihi Wasalam sebuah periuk yang berisi sayuran.

Keberadaan sayuran tersebut di dalam periuk menunjukkan bahwa ia telah dimasak.

Sedangkan ucapannya :

((فَوَجَدَ لَهَا رِيْحاً)).


Artinya : Kemudian tercium aromanya oleh beliau.

Maksudnya adalah aroma sayuran yang telah dimasak berbeda dengan aromanya setelah dimakan.

Sedangkan Nabi Shalallahu Alaihi Wasalam meninggalkannya dan (beliau menganggapnya) makruh karena beliau selalu berbincang dengan Jibril. Dan yang menunjukkan hal ini adalah hadits riwayat Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban dari hadits Ummu Ayyub, dia berkata :



((نَزَلَ عَلَيْنَا رَسُوْلُ اللهِ e فَتَكَلَّفْنَا لَهُ طَعَاماً فِيْهِ بَعْضُ البُقُوْلِ))

Artinya : Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam berkunjung ke tempat kami, maka kami menyajikan untuk beliau masakan yang di dalamnya terdapat beberapa sayuran bertunas.

Kemudian dia menyebutkan hadits. Dan di dalamnya terdapat lafazh :



((كُلُوْا فَإِنِّي لَسْتُ كَأَحَدٍ مِنْكُمْ, إِنِّي أَخَافُ أَنْ أُوْذِيَ صَاحِبِي)).( [3])

Artinya : Makanlah, sebab sesungguhnya saya tidak seperti salah seorang diantara kalian. Sesungguhnya saya khawatir mengganggu Shahabat saya.

Dan diantara yang menunjukkan hal ini juga adalah hadits riwayat Muslim dan Ibnu Khuzaimah bahwa Umar bin Al Kaththab  berkhuthbah dihadapan manusia di hari jumat, kemudian dia berkata :


((أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّكُمْ تَأْكُلُوْنَ شَجَرَتَيْنِ مَا أَرَاهُمَا إِلاَّ خَبِيْثَتَيْنِ : هَذَا الثُّوْمُ وَهَذَا البَصَلُ, وَقَدْ كُنْتُ أَرَى الرَّجُلَ يُوْجَدُ مِنْهُ رِيْحُهُ, فَيُؤْخَذُ بِيَدِهِ فَيُخْرَجُ إِلَى البَقِيْعِ، وَمَنْ كَانَ أَكَلَهَا فَلْيُمِتْهَا طَبْخاً)).( [4])

Artinya : Wahai manusia, sesungguhnya kalian memakan dua tanaman yang tidaklah saya melihatnya melainkan jelek keduanya. Yaitu bawang putih dan bawang merah. Dahulu saya melihat ada seseorang yang tercium bau darinya kemudian digandeng tangannya kemudian dikeluarkan ke Baqi'. Maka barangsiapa ingin memakannya maka matikanlah aromanya dengan cara dimasak.

Dan Abu Awanah mengeluarkan dari hadits Jabir, Nabi Shalallahu Alaihi Wassalam bersabda :



مَنْ أَكَلَ مِنْ هَذِهِ الشَّجَرَةِ – يَعْنِي الثُّوْمَ – فَلاَ يَغْشَانَا فِي مَسْجِدِنَا، قَالَ : مَا يَعْنِي بِهِ ؟ قَالَ مَا أُرَاهُ إِلاَّ نَيِّئَهُ)).( [5])

Artinya : "Barangsiapa memakan tanaman ini –yaitu bawang putih- maka janganlah dia mendekati kami di masjid kami".

Atha' bertanya : "Apa yang dimaksud oleh beliau ?"

Jabir menjawab : "Tidaklah diperlihatkan kepada saya oleh Nabi Shalallahu Alaihi Wassalam melainkan tanaman yang dimakan mentah".

Oleh sebab itu Al Bukhari mengarahkannya seraya berkata dalam Shahihnya (بَابُ مَا جَاءَ فِي الثُّوْمِ النَّيِّئِ). Yaitu bab tentang bawang putih yang dimakan mentah.



3. Dipahami darinya makruhnya memasuki masjid-masjid dengan beraroma tidak sedap seperti ini. Barangsiapa melakukannya berarti dia hendak mengganggu hamba Allah dari para malaikat dan orang-orang shalih. Kepadanyalah larangan pada hadits berikut diarahkan :

((فَلاَ يَقْرَبَنَّ مَسَاجِدَنَا)).

Artinya : Janganlah dia mendekati masjid-masjid kami.

Sebagian Ulama' berdalil dengan hadits ini bahwa shalat jamaah bukanlah fardhu ain. Dan hal ini telah dibantah oleh Ibnu Daqiqil Id dan Al Hafizh dalam Fathul Bari serta Syaikh Abdul Aziz bin Baz pada ta'liqnya.



4. Terdapat dalam riwayat Ahmad bin Shalih dari Ibnu Wahb pada riwayat Syaikhain dengan lafazh (بِبَدْرٍ ). Dan ia diselisihi oleh Said bin Ufair pada riwayat Al Bukhari, Abu Thahir dan Harmalah bin Yahya pada riwayat Muslim. Mereka semua berkata : (بِقِدْرٍ ).

Sebagian Ulama' menguatkan riwayat pertama dengan alasan bahwa Ibnu Wahb menafsirkan (بِبَدْرٍ ) bahwa ia adalah mangkok. Sementara Al Hafizh menguatkan riwayat Jamaah. Dan iniliah yang tampak dari pendapat Al Bukhari dalam penshahihan larangan tersebut dengan (yang) dimakan mentah. Dengannya tercapailah kompromi diantara dalil-dalil.

Sedangkan keengganan Nabi Shalallahu Alaihi Wassalam untuk memakannya (walaupun) dalam keadaan telah dimasak, maka ini merupakan kekhususan beliau. Sebagaimana hal ini telah diisyaratkan oleh Ibnu Khuzaimah pada ucapannya :



((ذِكْرُ مَا خَصَّ اللهُ بِهِ نَبِيَّهُ مِنْ تَرْكِ أَكْلِ الثُّوْمِ وَنَحْوِهِ مَطْبُوْخاً)).


Penyebutan apa yang Allah khususkan kepada Nabi-Nya untuk meninggalkan makan bawang dan sejenisnya dalam keadaan telah dimasak.



5. Sebagian Ulama' mengkhususkan larangan tersebut berlaku pada masjid Nabi Shalallahu Alaihi Wassalam . Mereka berdalil dengan lafazh :



((فَلاَ يَقْرَبَنَّ مَسْجِدَنَا )).


Artinya : "Maka janganlah dia mendekati masjid kami".



Pendapat ini lemah dengan beberapa alasan berikut :

Pertama : Bahwa penyebabnya tidak khusus pada masjid Nabi Shalallahu Alaihi Wassalam, akan tetapi umum mencakup seluruh masjid .

Kedua : Terdapat lafazh (المَسَاجِد ) dan lafazh (المَسْجِد ), bahkan terdapat sebab terucapnya hadits yang akan datang pada saat perang Khaibar. Dengan demikian jelaslah bahwa maksudnya adalah tempat shalat dimana-pun berada. Wallahu a'lam.

http://abumusli.co.nr/2007/11/bau-bawang-masuk-masjid.html

Penjelasan Larangan Bau Bawang Masuk Masjid

By : FOSKI
Selasa, 17 Januari 2017
0

Populasi umat Islam yang saat ini berjumlah lebih dari 1.6 miliar jiwa atau sekitar 23.4 persen dari total penduduk dunia menjadikan Islam sebagai agama dengan jumlah penganut terbesar di dunia. Pertumbuhan jumlah umat Islam ini akan terus meningkat dan diperkirakan pada tahun 2030 jumlah Muslim dunia sekitar 2.2 miliar jiwa atau sekitar 35 persen pada tahun tersebut.

Berikut ini adalah sepuluh negara dengan umat Islam terbanyak menurut data dari The Pew Forum on Religion & Public Life pada tahun 2010:
1. Indonesia
Indonesia adalah negara yang terletak di benua Asia sebelah tenggara. Meskipun jauh dari negara asal agama Islam, namun penduduk yang menganut agama Islam di Indonesia sangatlah besar, yaitu sekitar 12,7 persen dari total Muslim dunia. Pada tahun 2010, penganut Islam di Indonesia sekitar 205 juta jiwa atau 88,1 persen dari jumlah penduduk.
2. Pakistan
Pakistan adalah negara yang terletak di Asia Selatan. Penduduk yang menganut Islam di negara ini adalah 11 persen dari jumlah Muslim dunia. Pada tahun 2010, penganut Islam di negara ini berjumlah sekitar 178 juta jiwa atau 96,4 persen dari jumlah penduduk.
3. India
India adalah negara yang terletak di Asia Selatan. Negara yang bertetangga dengan Pakistan ini merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak kedua di dunia dengan jumlah penduduk lebih dari 1 miliar jiwa. Penduduk yang menganut Islam sekitar 10.9 persen dari populasi Muslim dunia. Pada tahun 2010, 14.6 persen atau sekitar 177 juta jiwa penduduknya memeluk agama Islam.
4. Bangladesh
Bangladesh adalah negara yang terletak di Asia Selatan. Bangladesh setelah pisah dari India merupakan wilayah yang masuk Pakistan Timur yang terpisah dari Pakistan Barat. Penganut Islam di Bangladesh adalah 9,2 persen dari jumlah umat Muslim di dunia. Penduduk yang menganut Islam di Bangladesh adalah 90,4 persen dari jumlah penduduknya atau sekitar 149 juta jiwa.
5. Mesir
Mesir, sebuah negara di sebelah utara benua Afrika ini merupakan negara dengan penduduk Muslim terbesar kelima di dunia. Jumlah penduduk Muslim di negara ini adalah 80 juta jiwa atau 4,9 persen dari seluruh Muslim di dunia dan 94,7 persen dari penduduk negara ini.
6. Nigeria
Nigeria, negara yang terletak di benua Afrika sebelah barat ini memiliki jumlah umat Islam yang banyak walaupun hanya 47,9 persen penduduknya yang beragama Islam, namun jumlah penduduk yang banyak membuat Nigeria sebagai negara dengan jumlah Muslim terbanyak keenam di dunia, yaitu sekitar 4,7 persen dari jumlah Muslim dunia atau 76 juta jiwa.
7. Iran
Iran, negara yang terletak di benua Asia sebelah barat dan selatan merupakan negara dengan 99,6 persen penduduknya beragama Islam. Jumlah kaum Muslim di Iran sekitar 75 juta jiwa atau 4,6 dari total Muslim di dunia. Mayoritas Muslim di Iran adalah Syi’ah.
8. Turki
Turki, merupakan bekas kekaisaran Turki Utsmani (Daulah Utsmaniyah). Negara ini terletak di benua Asia sebelah barat dan sebagian benua Eropa. Sekitar 98,6 persen atau 75 juta jiwa penduduknya adalah Muslim. Jumlah merupakan 4,6 persen dari total Muslim dunia.
9. Aljazair
Aljazair terletak di barat-laut Afrika dengan pantai sepanjang Laut Tengah di sebelah utara. Muslim di Aljazair adalah sekitar 35 juta jiwa atau 98,2 persen dari penduduk. Jumlah ini adalah 2,1 persen dari total umat Islam di dunia.
10. Maroko
Maroko atau Maghrib adalah negara yang terletak di sebelah barat laut dari benua Afrika. Maroko terletak di sebelah barat negara Aljazair. Muslim di aljazair adalah sekitar 32 juta jiwa atau 99,9 persen dari penduduknya. Jumlah ini adalah 2 persen dari total umat Muslim dunia.

Sumber: The Pew Forum on Religion & Public Life,

10 Negara Dengan Populasi Penduduk Islam Terbanyak Didunia

By : FOSKI 0

[A]. DEFINISI ISBAL
Isbal secara bahasa adalah masdar dari “asbala”, “yusbilu-isbaalan”, yang bermakna “irkhaa-an”, yang artinya; menurunkan, melabuhkan atau memanjangkan. Sedangkan menurut istilah, sebagaimana diungkapkan oleh Imam Ibnul ‘Aroby rahimahullah dan selainnya adalah ; memanjangkan, melabuhkan dan menjulurkan pakaian hingga menutupi mata kaki dan menyentuh tanah, baik karena sombong ataupun tidak. [Lihat Lisanul ‘Arob, Ibnul Munzhir 11/321, Nihayah Fi Gharibil Hadits, Ibnul Atsir 2/339]
[B]. BATAS PAKAIAN MUSLIM
Salah satu kewajiban seorang muslim adalah meneladani RasulullahShallallahu ‘alaihi wa sallam dalam segala perkara, termasuk dalam masalah pakaian. Rasulullah telah memberikan batas-batas syar’I terhadap pakaian seorang muslim, perhatikan hadits-hadits berikut:.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Artinya : Keadaan sarung seorang muslim hingga setengah betis, tidaklah berdosa bila memanjangkannya antara setengah betis hingga di atas mata kaki. Dan apa yang turun dibawah mata kaki maka bagiannya di neraka. Barangsiapa yang menarik pakaiannya karena sombong maka Alloh tidak akan melihatnya” [Hadits Riwayat. Abu Dawud 4093, Ibnu Majah 3573, Ahmad 3/5, Malik 12. Dishahihkan oleh Al-Albani dalam Al-Misykah 4331]
Berkata Syaroful Haq Azhim Abadi rahimahullah : “Hadits ini menunjukkan bahwa yang sunnah hendaklah sarung seorang muslim hingga setengah betis, dan dibolehkan turun dari itu hingga di atas mata kaki. Apa saja yang dibawah mata kaki maka hal itu terlarang dan haram.[ Aunul Ma’bud 11/103]


Dari Hudzaifah Radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata.
“Artinya : Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memegang otot betisku lalu bersabda, “Ini merupakan batas bawah kain sarung. Jika engkau enggan maka boleh lebih bawah lagi. Jika engkau masih enggan juga, maka tidak ada hak
bagi sarung pada mata kaki” [Hadits Riwayat. Tirmidzi 1783, Ibnu Majah 3572, Ahmad 5/382, Ibnu Hibban 1447. Dishahihkan oleh Al-Albani dalam Ash-Shahihah 1765]
Hadits-hadits di atas mengisyaratkan bahwa panjang pakaian seorang muslim tidaklah melebihi kedua mata kaki dan yang paling utama hingga setengah betis, sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam haditsnya yang banyak
Dari Abi Juhaifah Radhiyallahu ‘anhu berkata.
Aku melihat Nabi keluar dengan memakai Hullah Hamro’ seakan-akan
saya melihat kedua betisnya yang sangat putih” [Tirmidzi dalam Sunannya 197, dalam Syama’il Muhammadiyyah 52, dan Ahmad 4/308]
‘Ubaid bin Khalid Radhiyallahu ‘anhu berkata : “Tatkala aku sedang berjalan dikota Madinah, tiba-tiba ada seorang di belakangku sambil berkata, “Tinggikan sarungmu! Sesungguhnya hal itu lebih mendekatkan kepada ketakwaan.” Ternyata dia adalah Rasulullah. Aku pun bertanya kepadanya, “Wahai Rasulullah, ini Burdah Malhaa (pakaian yang mahal). Rasulullah menjawab, “Tidakkah pada diriku terdapat teladan?” Maka aku melihat sarungnya hingga setengah betis”.[Hadits Riwayat Tirmidzi dalam Syama’il 97, Ahmad 5/364. Dishahihkan oleh Al-Albani dalam Mukhtashor Syama’il Muhammadiyyah, hal. 69]
.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah pernah ditanya tentang seseorang yang memanjangkan celananya hingga melebihi mata kaki. Beliau menjawab :’ Panjangnya qomis, celana dan seluruh pakaian hendaklah tidak melebihi kedua mata kaki, sebagaimana telah tetap dari hadits-hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam” [Majmu’ Fatawa 22/14]
Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah berkata : “ Walhasil, ada dua keadaan bagi laki-laki; dianjurkan yaitu menurunkan sarung hingga setengah betis, boleh yaitu hingga di atas kedua mata kaki. Demikian pula bagi wanita ada dua keadaan; dianjurkan yaitu menurunkan di bawah mata kaki hingga sejengkal, dan dibolehkan hingga sehasta” [Fathul Bari 10/320]
Maka wajib bagi seorang muslim untuk menyerah dan tunduk dan mendengar dan taat kepada perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasulullah sebelum kematian datang menunjunginya, bila samapai demikian ia akan menemukan ancaman yang dulu telah disampaikan kepadanya. Ketika itu dia menyesal dan tidak ada manfaat penyesalan di waktu itu.
Wajib baginya untuk bertaubat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dari maksiat isbal (memanjangkan celana) dan maksiat lainnya. Hendaklah ia memendekkan pakaiannya di atas kedua mata kaki dan menyesali apa yang telah dia lakukan selama hidupnya.
Dan hendaklah ia bertekad dengan sungguh-sungguh untuk tidak mengulangi maksiat-maksiat di sisa umurnya yang singkat ini. Allah Subhanahu wa Ta’alaakan menerima taubat bagi orang yang mau bertaubat. Seorang yang bertaubat dari suatu dosa seperti orang yang tidak memiliki dosa.
Orang yang membolehkan isbal melontarkan syubhat yang cukup banyak, di antara  dibolehkan. Oleh karena itu penulis perlu menjawab dalil-dalil yang biasa mereka gunakan untuk membolehkan isbal jika tidak bermaksud sombong.
Pertama : Hadits Ibnu Umar
Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya RasulullahShallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Barangsiapa yang melabuhkan pakaiannya karena sombong, maka Allah tidak akan melihatnya pada hari kiamat!” Abu Bakar bertanya, “Ya Rasulullah, sarungku sering melorot kecuali bila aku menjaganya!” Rasulullah menjawab, “Engkau bukan termasuk orang yang melakukannya karena sombong.”[Hadits Riwayat Bukhari 5784]
Mereka berdalil dengan sabda Rasulullah, “Engkau bukan termasuk orang yang melakukannya karena sombong.”, bahwasanya isbal tidak sombong dibolehkan?!
Jawaban.
Berkata Syaikh Al-Albani rahimahullah : “Dan termasuk perkara yang aneh, ada sebagian orang yang mempunyai pengetahuan tentang Islam, mereka berdalil bolehnya memanjangkan pakaian atas dasar perkatan Abu Bakar ini. Maka aku katakan bahwa hadits di atas sangat gamblang bahwa Abu Bakar sebelumnya tidak memanjangkan pakaiannya, sarungnya selalu melorot tanpa kehendak dirinya dengan tetap berusaha untuk selalu menjaganya. Maka apakah boleh berdalil dengan perkataan ini sementara perbedaannya sangat jelas bagaikan matahari di siang bolong dengan apa yang terjadi pada diri Abu Bakar dan orang yang selalu memanjangkan pakaiannya? Kita memohon kepada Allah keselamatan dari hawa nafsu. (As-Shohihah 6/401). Kemudian Syaikh berkata di tempat yang lain : “Dalam hadits riwayat Muslim, Ibnu Umar pernah lewat di hadapan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallamsedangkan sarungnya melorot, Rasulullah menegur Ibnu Umar dan berkata, “Wahai Abdulloh, naikkan sarungmu!”. Apabila Ibnu Umar saja yang termasuk sahabat yang mulia dan utama, Nabi tidak tinggal diam terhadap sarungnya yang melorot bahkan memerintahkannya untuk mengangkat sarung tersebut, bukankah ini menunjukkan bahwa isbal itu tidak berkaitan dengan sombong atau tidak sombong?! [Mukhtashar Syama’il Muhammadiyyah hal. 11]
Risalah ini diambil dari ayat Allah Subhanahu wa Ta’ala dan sabda Rasulullah serta ucapan para peneliti dari kalangan Ulama. Saya mohon kepada AllahSubhanahu wa Ta’ala agar ia memberi manfaat risalah ini kepada penulisnya, atau pencetaknya, atau pembacanya, atau pendengarnya. Dan saya memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala agar ia menjadikan amalan ini ikhlas untuk mengharap waahnya yang mulia dan menjadi sebab untuk mencari kebahagian sorga yang nikmat.
Dan saya berharap agar Allah Subhanahu wa Ta’ala memberi hidayah kepada Muslim yang masih melakukan Isbal pada pakaian mereka unuk melaksanakan sunnah Nabi mereka, Muhammad Ibn Abdullah, yaitu dengan memendekkannya. Memang ada sebagian orang yang bila ditegur perbuatan Isbal yang dilakukannya, dia berkata: Saya tidak melakuakan hal ini karena sombong .
Maka kita katakan kepada orang ini : Isbal ada dua jenis, yaitu jenis hukumnnya ; adalah bila seseorang melakukannya karena sombong maka dia tidak akan diajak bicara oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dan mendapatkan siksa yang sangat pedih. berbeda dengan orang yang melakukan Isbal tidak karena sombong. orang ini akan mendapatkan adzab, tetapi ia masih di ajak bicara, dilihat dan dibersihkan dosanya. Demikian kita katakan kepadanya. (diambil dari As’ilah Muhimmah Syaikh Muhammad Ibn Soleh Utsaimin)
Dan saya berharap agar Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan mereka sebagai orang orang yang membimbing lagi mendapatkan hidayah. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan manfaat kepadaku dan anda sekalian melalui hidayah kitab-Nya. Dan semoga Allah Subhanahu wa Ta’alamenjadikan kita termasuk orang-orang yang mendengarkan ucapan yang benar kejadian mengikutinya. Allah Subhanahu wa Ta’ala  berfirman :
“Apa yang diberikan Rasul kepada kalian, maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagi kalian, maka tinggalkanlah; dan bertaqwalah kalian kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’alasangat keras hukuman-Nya (Al Hasyr : 7)
Semoga salawat dan salam tercurah pada Nabi kita, Muhammad, keluarganya, dan sahabatnya dan segala puji hanya bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala Rabb Semesta alam.

Oleh Akhuna : Abu Annisa'

Penjelasan dan Hukum-Hukum Isbal

By : FOSKI 0

- Copyright © Foski 2017 - Blogger Templates - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -